PIPA BOCOR
Sebagaimana
biasa, saya suka dan senang melintas ke
Taman Monas di pagi hari itu, melewati pintu masuk dari Sebelah Utara. Persis
di Pojok antara jalan Merdeka Timur dengan Merdeka Selatan. Kadangkala melewati
Pintu masuk sebelah Timur. Melalui halaman Parkir masuk ke stasiun Besar Kereta
Api Gambir. Begitulah setiap pagi saya
lakukan, tanpa aturan dan rute yang konsisten. Tergantung situasi dan mod hati saja,
alias se enaknya saja .
Begitulah saya
lakukan didalam melakoni Olah Raga Jalan Pagi seperti bisa. Kedua alternatif
pilihan itu, saya lakukan karena pertimbangan praktis semata. Karena jaraknya
relatif sama dari posisi Kantor saya. Seperti biasa saya suka dan senang,
mengamati lingkungan yang saya lalui atau lihat
sesuatu yang mungkin tidak
menarik bagi orang lain. Namun menarik dan menantang bagi jalan pikiran saya. Mungkin
perilaku seperti itu sudah bagian dari hidup saya. Sebagai warga yang sering termarjinalkan,
dilingkungan sendiri.
Suatu pagi ketika saya menuju arena
Taman Monas, saya lewat dari pintu masuk depan Lapangan Parkir, yang masuk dari
Stasiun Kereta Api Gambir. Kemudian melewati Pos Polisi, Taman Parkir Timur. Satu
dari dua Pos Polisi yang ada di Areal Taman itu. Sedangkan Pos Polisi yang satu
lagi ada disebelah Barat dari Taman itu. Itulah sebabnya namanya di sesuaikan
dengan letak lokasinya. Pos Polisi,
Taman Merdeka Barat, lokasinya ada di Jalan Merdeka Barat. Persis diantara
Kantor Departemen Hankan dan Museum Nasional yang ada di Jalan Utama yang
mengelilingi Taman Besar itu. Mungkin sangat layak kedua Pos Polisi itu, dicatat dalam
Museum Rekord Indonesia MURI, yang di sponsori Bung Jayaprana itu. Sebagai
Taman yang memiliki dua Pos Polisi di negeri ini. Apakah anda sependapat dengan
pengetahuan praktis saya ini?. Jangan2 ada di kota anda Pos Polisinya 3 (tiga)
buah dalam satu Taman Kota?. Tolong beritahu saya ya, biar saya juga tahu tentang
pelayanan masyarakat di Kota anda.
Begini ceritanya: Saya melihat air
bersih keluar dari Pipa Bocor, Pipa air bersih dari PDAM. Perusahaan yang kita
kenal sekarang dengan nama Perusahan Daerah PDAM Lyonnaise Pipa itu tertanan di pinggir parit
atau got, jalan menuju Kantor Pos Polisi Taman Parkir. Di batas antara halaman
batas Stasiun Kereta Api Gambir itu. Nampaknya Pipa yang bocor cukup lama
terjadi.
Disisi lain Pipa bocor itu ada di
depan halaman Institusi Aparat negara. Mengapa mereka tidak segera menelepon dan beritahu PDAM begitu pikiran saya. Tentu
dengan harapan petugas lapangan PDAM segera memperbaikinya pikir saya sambil
berlalu. Ternyata Pak
polisi yang bertugas disitu mungkin, tidak melihat itu suatu persoalan. Persoalan
kebutuhan masyarakat. Serta pemborosan keuangan Negara. Mungkin karena mereka
sibuk dengan tugasnya sendiri. Sehingga tidak ada lagi waktu, melihat dan
memperhatikan pelayan lainnya. Mungkin boleh jadi alam rasa memiliki (Sence of
belonging) sudah pudar. Begitulah
kenyataannya beribu-ribu liter air terbuang percuma. Padahal disisi lain, banyak
warga Ibukota yang butuh air bersih. Apalagi saat itu, musin kemarau
panjang di Ibukota Jakarta. Seperti
biasa saya ingat pesan para operator Radio Elshinta dalam acara News and Talk
nya mengajak partisipasi aktif para pendengarnya. Dimana radio itu berpesan agar
apa saja yang dilihat dan ingin disampaikan kontak kami, di nomor telepon
sekian-sekian. Dapat juga di hubungi melalui SMS Nomor sekian dan sekian.
Lalu saya laporkan apa yang saya
lihat dan rasakan itu. Hari pertama hasilnya
masih belum ada. Lalu besok paginya
saya kontak lagi. Hasilnya masih tetap nihil juga. Tanpa ada tanda2 akan
diperbaiki. Pada hari ketiga
saya sampaikan lagi, permasalahan itu dengan, sedikit memodifikasi, berita dua
hari sebelumnya.. Tentu dengan harapan segera, ada hasilnya pikir saya. Pagi hari
ke empat, saya lewat lagi dari lokasi, pipa bocor itu. Ternyata
dari agak kejauan, ada terlihat unggukan Tanah Merah, yang baru tergali. Tentu
pikiran saya indikasi dari laporan saya
itu, telah di respons petugas lapangan PDAM, Perusahaan Daerah Pemda DKI, yang
bekerja sama dengan Perusahaan Air Minun dari Prancis itu. Hati saya lega dan
senang.
Sambil berjalan ke Taman Monas itu,
untuk melakukan kewajiban rutin saya Pagi hari. Saya kirimkan lagi berita ke
Radio ElSHINTA, tentang respons positif dari aparat lapangan itu. Seraya tidak
lupa menitipkan, pesan hangat saya kepada Komandan Pos Polisi Merdeka Timur
itu. Tentang apa isi pesan singkat saya biar sajalah, Pak Polisi yang
menterjemahkannya. Bagaimana pandangan Saudara
terhadap keisengan saya itu?. Sukses untuk anda. {Nainggolan Nurdin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar