“ M U T U N G “
Pernahkah anda melihat sesorang anak lagi mutung?. Tentu dapat
dibayangkan dalam benak anda, bagaimana mimik
anak yang lagi Mutung. Atau Jangan-jangan
anda pernah, melakukan perilaku mutung itu?. Tentulah terbayangkan juga betapa cantik
dan tampan, wajah kita saat lagi mutung bukan ?. Mutung adalah bagian dari kebiasaan kehidupan orang normal.
sikap mutung, adalah hal yang wajar dalam kehidupan ini. Perilaku mutung umumnya
dilakukan oleh anak-anak. Kebiasaan mutung bagi kalangan orang dewasa, semakin
berkurang frekwensi Nya. Walaupun dalam dunia nyata kita tidak bisa berkata,
orang dewasa tidak melakukan perilaku atau kebiasaan mutung.
Perilaku dan sikap mutung juga tidak terlalu salah, jika sekali-kali
dilakukan oleh orang dewasa. Namun menjadi persoalan besar, jikalau perilaku
mutung Itu terlalu sering dilakoni orang
dewasa. Apalagi seseorang itu terpandang dan terhormat. Mapan dari sisi kehidupan,
wawasan, pengalaman hidup, Budaya, Pendidikan dan status ekonomi. Itulah
sebabnya orang dewasa yang sering mutung, digelari sebagai bersikap kekanak-kanakan. Paling
tidak seperti sikap orang muda, yang kurang wawasan dan pengalaman hidup.
Kebiasaan
mutung terpancar dari wajah dan mimik seseorang. Didalam memandang sesuatu
persoalan. Dengan ekpresi wajah yang lagi mutung, kita dapat menyimpulkan sikap
seseorang, berhadapan dengan masalah. Akan
menjadi kurang terpuji, jika kebiasaan mutung itu, yang tidak jelas sebab-musebabnya.
Tidak jelas arah angin, yang menjadi
sumber penyebabnya. Apakah dari Barat ke Timur, atau dari Utara ke Selatan dan
atau sebaliknya.
Sebelum terlalu jauh mendiskusikan tabiat yang
satu ini. Adalah tepat jika kita lihat pengertian dan hal yang terdapat, dalam
sikap mengapa seseorang itu mutung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Mutung dapat diartikan sebagai: Adalah patah
hati, Putus asa, sehingga nggak mau melanjutkan hubungan dsb..Ya menjadi ...
dan meninggalkan..yang penuh harapan dan peluang. Mutung dapat juga diartikan
sebagai musnah dan terbakar...
Perlu kita simak tentang kebiasaan
mutung itu, dalam kehidupan sekeliling kita. Kebiasaan mutung menjadi hal yang menarik,
untuk dikaji dan diamati. Kebiasaan mutung adalah fenomena yang menarik sepanjang masa. Ternyata kebiasaan
yang satu ini, terdapat dalam kehidupan hampir
semua suku bangsa di Nusantara. Mari kita lihat sinonim dari kata Mutung, dalam
berbagai bahasa Lokal atau Daerah.
Orang
Minang menyebutkan persamaan Mutung sebagai Ngambek; Orang Tapanuli
menyebutnya sebagai Mandele; Dalam
keseharian Orang Kawanua mengatakan Mutung itu, sebagai Ma mutung. Begitu
juga dalam bahasa Dayak Ngaju disebut Mulut, Orang Banjar mensinonimkan
sebagai Muntong. Masyarakat Nias
di Teluk Dalam, menyebutnya sebagai Akhozi; Sementara orang Bali menyebutnya
Ngambul atau ngamul ?. Warga Bugis menyebutnya sebagai Mangu. Nyong Ambon menyebutkan sebagai Tingkai.
Sementara orang Aceh menyebutnya sebagai Paleh. Saudara kita keturunanTionghoa,
menyebutnya dengan sebutan Fak Pi Chih, atau Sheng Qi.
Tentu
bagi bahasa lokal yang belum disebutkan dalam artikel ini, pada kesempatan lain
boleh kita catat. Sebagai upaya melengkapi perbendaharaan, dalam bahasa lokal
di negeri kita ini. Dengan terdapat di berbagai bahasa lokal, dapat diassumsikan
berperilaku mutung itu, terjadi hampir di semua suku bangsa anak negeri ini. Muda2an assumsi ini tidak terlalu benar.
Dengan gambaran diatas, sementara dapat dikatakan
bahwa kebiasaan mutung adalah prilaku Manusia. Jadi dengan kata lain prilaku Mutung itu, sudah Go Publik,
dalam kehidupan se hari-hari.
Dengan
demikian tidak terlalu salah, jika ada
yang mengatakan kebiasaan mutung itu, lintas batas. Mutung tidak mengenal Suku,
Agama, Ras dan aliran. Mutung tidak berjenis kelamin, sehingga tidak berpihak
kepada jender tertentu. Juga tidak berindentitas, sehingga ia tidak wajib
hukumnya, memiliki E-KTP, yang lagi digalakan pemerintah di seantero negeri
ini. Mutung tidak ber faham, dan
beraliran tertentu, dan tidak juga ber Partai. Seperti warga terhormat di
Senayan Jakarta.
Itulah
sebabnya kebiasaan Mutung itu, terjadi juga di Gedung Parlemen. Sejumlah Pimpinan
dan Anggota Panitia Anggaran DPR RI, putus asa, Jengkel dan kecewa. Beliau-beliau
merasa di obok-obok dengan di periksa oleh Tim KPK. Sebagai saksi dalam kaitan dengan
sejumlah dana APBN, diduga mengalir ke pundi-pundi oknum warga terhormat itu.
Selanjutnya untuk melengkapi artikel
ini, coba kita lihat bagaimana Kitab Suci memandang kebiasaan Mutung itu. Atau
pertanyaannya kita putar sedikit. Apakah Alkitab mengoreskan dan menawarkan,
kisah-kisah tentang mutung?. Penulis juga tidak berkata bahwa Kitab Suci,
mengajarkan kita untuk menjadi orang mutung. Tetapi gambaran dan kisah kebiasaan
Mutung itu, sangat mungkin dituliskan untuk diklarifikasi dan disesuaikan
dengan kehidupan masa kini. Lebih jauh dari itu bagaimana kita diajak, merenungkan
dan menyikapinya, dalam kehidupan di dunia yang fana itu.
Bagaimana
perilaku mutung Raja Saul, saat diberitahu Samuel Hamba Tuhan itu, bahwa Kedudukan Nya sebagai
Raja, akan ditarik dan di beri kepada orang Lain {1 Sam !5}; Nabi Yunus dicobai Tuhan, dengan hembusan Angin Timur
dan Sinar Matahari. Dimana Yunus tidak tahan dan membuat Sakit Kepala yang
alang kepalang. Sehingga ia hampir putus asa, dan berharap mati saja. Dalam
menghadapi Cobaan Hidup itu [Kitab Yunus.4
]. Dalam Perjanjian Baru, dikisahkan perumpamaan Anak yang Hilang. Anak yang gagal merantau ke negeri seberang. Sang
anak mempoya-poyakan, bagian warisan
Nya. Pada akhirnya Ia kembali, kepangkuan Sang Ayah. Karena si Anak tidak tahan
dan putus asa, menghadapi tantangan hidup di zaman Nya [Lukas
15.11 - 32].
Diakhir artikel ini diharapkan, bagi yang merasa dewasa, hendaklah matang
dalam bersikap. Arief dalam memandang
sesuatu yang terjadi dan yang kita hadapi. Harus mampu menunjukkan kelas
kita, yang tahan uji dan mumpuni. Agar anak-anak
tidak mencap, bahwa kita sesungguhnya
masih berperilaku kekanak-kanakan. Dimana kita tidak berbeda dengan mereka. Jikalau kebiasaan kita sama
saja. Selisihnya hanya beda-beda tipis. Kita sudah berjanggut, berkumis dan
beruban serta ber otot besar. Sementara mereka masih imut-imut. Bagaimana
pandangan Saudara ?. Sukses untuk anda.{NAINGGOLAN
Nurdin}. Acc 09 11 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar