Senin, 17 Maret 2014

PIPA BOCOR

PIPA BOCOR

             Sebagaimana biasa, saya suka dan senang melintas  ke Taman Monas di pagi hari itu, melewati pintu masuk dari Sebelah Utara. Persis di Pojok antara jalan Merdeka Timur dengan Merdeka Selatan. Kadangkala melewati Pintu masuk sebelah Timur. Melalui halaman Parkir masuk ke stasiun Besar Kereta Api  Gambir. Begitulah setiap pagi saya lakukan, tanpa aturan dan rute yang konsisten. Tergantung situasi dan mod hati saja, alias se enaknya saja .

             Begitulah saya lakukan didalam melakoni Olah Raga Jalan Pagi seperti bisa. Kedua alternatif pilihan itu, saya lakukan karena pertimbangan praktis semata. Karena jaraknya relatif sama dari posisi Kantor saya. Seperti biasa saya suka dan senang, mengamati lingkungan yang saya lalui atau lihat  sesuatu  yang mungkin tidak menarik bagi orang lain. Namun menarik dan menantang bagi jalan pikiran saya. Mungkin perilaku seperti itu sudah bagian dari hidup saya. Sebagai warga yang sering termarjinalkan, dilingkungan sendiri.
  
          Suatu pagi ketika saya menuju arena Taman Monas, saya lewat dari pintu masuk depan Lapangan Parkir, yang masuk dari Stasiun Kereta Api Gambir. Kemudian melewati Pos Polisi, Taman Parkir Timur. Satu dari dua Pos Polisi yang ada di Areal Taman itu. Sedangkan Pos Polisi yang satu lagi ada disebelah Barat dari Taman itu. Itulah sebabnya namanya di sesuaikan dengan letak lokasinya.  Pos Polisi, Taman Merdeka Barat, lokasinya ada di Jalan Merdeka Barat. Persis diantara Kantor Departemen Hankan dan Museum Nasional yang ada di Jalan Utama yang mengelilingi Taman Besar itu. Mungkin sangat  layak kedua Pos Polisi itu, dicatat dalam Museum Rekord Indonesia MURI, yang di sponsori Bung Jayaprana itu. Sebagai Taman yang memiliki dua Pos Polisi di negeri ini. Apakah anda sependapat dengan pengetahuan praktis saya ini?. Jangan2 ada di kota anda Pos Polisinya 3 (tiga) buah dalam satu Taman Kota?. Tolong beritahu saya ya, biar saya juga tahu tentang pelayanan masyarakat di Kota anda.
           Begini ceritanya: Saya melihat air bersih keluar dari Pipa Bocor, Pipa air bersih dari PDAM. Perusahaan yang kita kenal sekarang dengan nama Perusahan Daerah PDAM  Lyonnaise Pipa itu tertanan di pinggir parit atau got, jalan menuju Kantor Pos Polisi Taman Parkir. Di batas antara halaman batas Stasiun Kereta Api Gambir itu. Nampaknya Pipa yang bocor cukup lama terjadi.

            Disisi lain Pipa bocor itu ada di depan halaman Institusi Aparat negara. Mengapa mereka tidak segera menelepon  dan beritahu PDAM begitu pikiran saya. Tentu dengan harapan petugas lapangan PDAM segera memperbaikinya pikir saya sambil berlalu. Ternyata  Pak polisi yang bertugas disitu mungkin, tidak melihat itu suatu persoalan. Persoalan kebutuhan masyarakat. Serta pemborosan keuangan Negara. Mungkin karena mereka sibuk dengan tugasnya sendiri. Sehingga tidak ada lagi waktu, melihat dan memperhatikan pelayan lainnya. Mungkin boleh jadi alam rasa memiliki (Sence of belonging) sudah pudar.  Begitulah kenyataannya beribu-ribu liter air terbuang percuma. Padahal disisi lain, banyak warga Ibukota yang butuh air bersih. Apalagi saat itu, musin kemarau panjang  di Ibukota Jakarta. Seperti biasa saya ingat pesan para operator Radio Elshinta dalam acara News and Talk nya mengajak partisipasi aktif para pendengarnya. Dimana radio itu berpesan agar apa saja yang dilihat dan ingin disampaikan kontak kami, di nomor telepon sekian-sekian. Dapat juga di hubungi melalui SMS Nomor sekian dan sekian.
             Lalu saya laporkan apa yang saya lihat dan rasakan itu. Hari pertama hasilnya masih belum ada. Lalu besok paginya saya kontak lagi. Hasilnya masih tetap nihil juga. Tanpa ada tanda2 akan diperbaiki. Pada hari ketiga saya sampaikan lagi, permasalahan itu dengan, sedikit memodifikasi, berita dua hari sebelumnya.. Tentu dengan harapan segera, ada hasilnya pikir saya.  Pagi hari ke empat, saya lewat lagi dari lokasi, pipa bocor itu. Ternyata dari agak kejauan, ada terlihat unggukan Tanah Merah, yang baru tergali. Tentu pikiran saya  indikasi dari laporan saya itu, telah di respons petugas lapangan PDAM, Perusahaan Daerah Pemda DKI, yang bekerja sama dengan Perusahaan Air Minun dari Prancis itu. Hati saya lega dan senang.

            Sambil berjalan ke Taman Monas itu, untuk melakukan kewajiban rutin saya Pagi hari. Saya kirimkan lagi berita ke Radio ElSHINTA, tentang respons positif dari aparat lapangan itu. Seraya tidak lupa menitipkan, pesan hangat saya kepada Komandan Pos Polisi Merdeka Timur itu. Tentang apa isi pesan singkat saya biar sajalah, Pak Polisi yang menterjemahkannya. Bagaimana pandangan Saudara terhadap keisengan saya itu?. Sukses untuk anda. {Nainggolan Nurdin).  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar